Chapter 2 - Memasuki Akademi | The Main Heroines are Trying to Kill Me

Chapter 2 - Memasuki Akademi | Baca Novel The Main Heroines are Trying to Kill Me Terjemahan Bahasa Indonesia

Chapter 2 – Memasuki Akademi

Bagian 1

Kicauan burung menandai fajar menyapa.

“… Sekarang waktu yang tepat untuk membaringkannya, kan?”

Dengan hati-hati aku mengangkat Kania, yang sedang tertidur, dan membaringkannya dengan lembut di lantai tempat dia pingsan kemarin. Setelah itu aku duduk di sofa tempat aku menidurkan Kania lalu berteriak padanya.

“Hey!! Berapa lama kamu ingin berbaring di sana?!”

“… Huh!”

Kania, yang terbaring di lantai, terbangun kaget dan melihatku dengan gigi terkatup sebagaimana dia mengonfirmasi fakta bahwa dia pingsan di lantai.

“Kenapa kamu melihatku seperti itu? Apa kamu punya keluhan?”

“… Tidak.”

“Lalu pergi siapkan makanan.”

“… Ya.”

“Oh ya, jika kamu ingin membawakanku makanan mengerikan seperti kemarin … pergi saja dan bawa adikmu.”

“….”

“Apa? Kamu tidak ingin membawa adikmu? Apa kamu ingin meninggalkannya dengan keluargaku? Jika begitu, aku akan menjadikannya selirku.”

Ketika aku menyebutkan adiknya, Kania tidak mampu mengontrol ekspresinya dan menangis tersedu-sedu.

Adiknya merupakan kehadiran yang paling berharga baginya, sekaligus kelemahan terbesarnya.

“Kalau begitu … tolong bersiaplah … saya akan segera kembali”

“Ya, bekerja keraslah.”

Saat dia berpaling keluar sambil menangis, jendela sistem muncul di depanku tiba-tiba.

Chapter 2 - Memasuki Akademi | Baca Novel The Main Heroines are Trying to Kill Me Terjemahan Bahasa Indonesia

‘… Apa maksud dari pesan ini? Apa itu menjelaskan keadaan di mana aku melakukan perbuatan jahat?’

Aku melirik jendela sistem untuk sesaat, lalu mengangguk dan bergumam.

“Yah, dari dalam hatiku aku tidak bermaksud seperti itu.”

Adik kecil Kania nantinya akan menjadi kunci penting untuk pengobatannya di masa depan, jadi mana mungkin aku memperlakukannya seperti itu?

Meski begitu, aku tetap harus membuat Kania membenciku dengan cara terlihat mendambakan adiknya.

“Makanan.”

Ketika aku bangun dari kasurku dan duduk di meja makan, Kania membawakan kopi dan beberapa sandwich.

“….”

Disaat aku menatap makanan tanpa berkomentar, Kania mengatupkan giginya. Dia pasti berpikir aku akan menolak makanan yang disiapkannya lagi.

Bagaimanapun, aku sudah memastikan bahwa ‘Intuisi False Evil’ tidak muncul kali ini. Mengingat ‘Intuisi False Evil’ itu memberiku peringatan akan adanya ancaman serius pada nyawaku satu kali setiap harinya, dan kali ini itu tidak aktif. Kelihatannya kali ini dia tidak meracuni makananku.

“… Okay, aku lelah terus rewel kali ini.”

Aku mulai meminum kopi dengan ekspresi yang memperlihatkanku tidak punya pilihan lain karena itu merepotkan.

‘Ini sangat enak.’

Aku telah berpikir Kania memang jago memasak sejak dulu. Buktinya kopi ini saja cukup untuk membuat barista istana kewalahan.

“Kenapa kali ini terasa pahit lagi?”

“Saya minta maaf.”

Tentu saja aku tidak mungkin berkata kopi itu enak, karena aku harus menjadi seorang villain.

“Lagipula … tidak ada sesuatu yang bisa disukai tentang ini.”

“Saya akan berusaha yang terbaik untuk membuat anda puas, tuan”

“Lalu jangan hanya berdiri di sana dan berikan aku surat undangan dari akademi. Aku ingin memperlihatkanmu sesuatu.”

Mendengar perintahku dengan nada menyedihkan itu, Kania langsung mengeluarkan surat undangan dari akademi dari saku jasnya.

[Akademi Sunrise]

Frey Raon Starlight, putra pertama dari keluarga bangsawan sang Hero. Kami mengundang anda ke Akademi Sunrise, akademi kebanggaan Kekaisaran dan terkemuka di benua. Tolong datang ke akademi kami dan menjadi starlight yang menyinari kami.

Dengan hormat,
Dean Lionel

“Kamu lihat? Mereka ingin aku menjadi Starlight mereka.”

Aku berdengus kala membaca surat undangan itu, lalu merusaknya dan melemparnya pada Kania.

“Posisiku berbeda denganmu. Kamu hanyalah anak yatim yang dapat masuk ke akademi karena surat rekomendasi ayahku.”

“….”

“Jadi, bukankah kamu harus menjagaku dengan baik di akademi? Kania?”

“Ya, tapi tuan muda … harusnya anda tahu bahwa …”

“Kebijakan akademi yang bilang bahwa semua murid itu setara? Sialan, itu hanya berlaku bagi para baron dan margrave saja. Aku adalah satu dari beberapa duke di Kekaisaran yang sekaligus keturunan dari keluarga sang Hero.”

“….”

“Jadi berhenti membicarakan hal-hal konyol. Di akademi, jika ada rakyat biasa bajingan yang mengeluh soal kebijakan ini, kamu sendiri yang akan mengatasinya. Okay?”

“… Baik.”

“Kalau begitu ayo pergi sekarang. Seorang keturunan Hero yang dihormati tidak boleh telat di hari pertamanya.”

Berkata demikian, aku sengaja berdiri dan menghabiskan setengah dari kopi dan sandwich yang ada. Sebenarnya aku sangat ingin menghabiskannya karena kemarin aku tidak memakan apapun, tapi ini satu-satunya cara agar dia membenciku.

“Tuan muda, kereta gerbongnya sudah siap.”

“Hallo~! Tuan muda Frey! Kami akan membawamu dengan selamat dengan gerbong berkualitas terbaik yang telah kami siapkan!”

“Ya.”

Disaat aku meninggalkan asramaku, sebuah kereta gerbong emas yang megah sudah menungguku.

“Oh, anda lebih tampan dari yang orang-orang bicarakan! Oh, ya ampun … aku jatuh cinta pada pandangan pertama …!

“… Ya?”

“Ya! Jika anda punya waktu … uhmmmm …”

Aku melihat gerbong pada sesaat dan ketika aku akan naik, seorang perempuan tiba-tiba muncul entah dari mana dan memelukku.

‘Dasar jalang, keinginanmu jelas terlihat.”

Aku telah populer sebagai seorang pria nafsuan. Benar, pada titik ini, reputasiku berada pada titik paling rendah. Tentu saja, sejak aku yang seorang keturunan dari keluarga sang Hero di Kekaisaran yang mana Keluarga Kekaisaran-pun tidak bisa mengabaikannya, jadi bertentangan dengan reputasiku, aku selalu dihormati oleh orang-orang di sekitarku.

Bagaimanapun, tampaknya dia sengaja meminta seorang perempuan cantik untuk menggodaku. Sayangnya aku tidak punya waktu untuk bermain dengan perempuan cantik itu, karena sekarang hidupku sendiri sedang dipertaruhkan.

“Puhaha! Lagi pula, kamu dapat melihat makhluk vulgar seperti ini dengan jelas, kan?”

Aku mencibir dan melingkarkan tanganku di pinggang Kania, dan bergumam dengan dingin.

“Omong-omong … meskipun statusmu sama rendahnya, tapi aku punya seseorang yang lebih berguna di sisiku.”

“Ah, iya …”

“……!”

Kania, yang tiba-tiba melingkarkan pinggangnya, mengatupkan giginya dan menahan niat membunuhnya.

“Dan juga … aku sedikit sibuk sekarang.”

“Baiklah … saya undur diri …”

Setelah mendengar perkataan dinginku, wajah perempuan itu menjadi biru pucat, dan dia berdiri menjauh.

“Kania, ayo masuk bersamaku.”

“Saya … saya dapat mengendarai kuda di belakang …”

“Bukankah kita bepergian dengan kereta gerbong bersama, Kania?”

“…… Baiklah.”

Sementara itu, aku tersenyum dan memasuki gerbong dengan Kania, lalu melemparkan kalimat pada perempuan yang berdiri tanpa ekspresi di belakangku.

“Kamu, aku akan mengingat wajahmu.”

“Ya, ya! Terima kasih!”

Sudah menjadi fakta umum bahwa jika putra pertama keluarga Starlight berkata ‘akan mengingat wajahmu’, hal ini menandakan bahwa dia akan menghabiskan malamnya dengannya.

“……”

Mungkin itulah sebabnya perempuan itu tersenyum berseri-seri, sedangkan Kania berjuang keras untuk menyembunyikan rasa jijiknya.

Chapter 2 - Memasuki Akademi | Baca Novel The Main Heroines are Trying to Kill Me Terjemahan Bahasa Indonesia
(TL/n: Honey trap itu godaan dari seseorang dengan tujuan tertentu. Yah, anggap saja semacam jebakan, gitu.)

‘Faktanya, aku mengingat hal ini dari blacklist di kepalaku.’

Kemungkinan perempuan itu pelacur dunia bawah yang disewa kalangan atas. Aku perlu menulis surat untuk ayahku dan memberitahunya tentang hubungan antara kalangan atas dan dunia bawah serta sisanya.

“… Tuan Muda.”

“Ya?”

“Saya khawatir tangan Tuan Muda akan mati rasa. Jadi, tidak bisakah anda melepaskan tangan anda dari pinggang saya?”

Sejak aku masuk ke dalam gerbong, aku duduk di samping Kania daripada di depannya, dengan tetap melingkarkan tanganku di pinggangnya. Karena itulah dia berbicara seperti itu dengan nada yang gemetar.

“Jika aku tidak mau?”

“… Saya mohon.”

“Um, kalau dipikir-pikir, agak canggung jika terus melingkarkannya di pinggangmu. Lalu … kalau begini tidak apa-apa, kan?”

Mengabaikan reaksinya, aku meletakkan tanganku di atas pahanya.

“T-Tuan Muda … tolong … jangan melakukan hal seperti ini …”

Lalu Kania menutup rapat matanya dan mulai menangis.

“Yah, sangat disayangkan.”

Aku akhirnya berhenti dan pindah ke tempat duduk di depannya. Melihat keluar jendela, aku bergumam sendiri sambil mengelap darah yang keluar dari mulutku dengan hati-hati.

‘Bagaimanapun … aku tidak bisa terbiasa dengan ini, sebanyak apapun aku melakukannya.’

kecuali jika dia tertidur, aku tidak punya pilihan selain mentransfer life force pada Kania dengan cara ini. Tentu saja, mengisi life force dengan cara ini lebih menuntut fisik daripada saat dia tertidur, belum lagi kali ini aku dianggap penjahat seksual.

Yah, selama aku dapat memperpanjang nyawa Kania, aku bersedia dianggap sebagai penjahat seksual.

“Aku akan tidur sebentar, jadi jangan berisik. Kania.”

“Baik.”

“….”

Aku berniat menutup mataku sebentar hingga kereta memasuki wilayah akademi, namun segera aku teringat bahwa wanita di depanku sangat tergila-gila untuk membunuhku.

‘…Sial.”

Aku akhirnya menyerah untuk tidur, membuka mataku lalu melihat poin False Evil yang telah aku kumpulkan dengan cara mengorbankan diri.

Chapter 2 - Memasuki Akademi | Baca Novel The Main Heroines are Trying to Kill Me Terjemahan Bahasa Indonesia

‘Oh, cukup banyak juga?’

Belum sehari sejak regresiku, tapi aku sudah mengakumulasikan 100 poin, mungkin karena aku melakukan banyak perbuatan jahat tanpa henti.

“Store.”

Aku membuka jendela, menggumamkan kalimat “store” dengan suara pelan, lalu memutar mataku dalam keadaan tertutup.

‘Ayo lihat … distribusi stat … toko item … dan bahkan toko skill? Banyak juga.’

Sebagaimana tertulis di ramalan, sistem toko ini tampaknya memakan poin evil dan memberikanku banyak manfaat.

Aku ingin menelitinya sekarang, tapi di sana Kania sedang mengintaiku. Aku harus mencari tahu lebih lanjut setelah kembali ke asrama.

“Ummm … mmmmmm … Kania … tahan … hehe ….”

“……!”

Akhirnya aku membulatkan pilihanku, berpura-pura tertidur sambil menyebut-nyebut nama Kania sepanjang jalan ke akademi.

Terima kasih untuk ini, rasa haus darah yang kurasakan bertambah, tapi sebagai hasilnya, akumulasi poin False Evil juga bertambah.

Kupikir hal seperti ini harus sering-sering kulakukan.

.

.

.


Bagian 2

“Tuan Muda, tolong bangun.”

“Kania … hehe … postur itu … beuhh …”

“Tuan Muda, saya mohon …”

“… Huh, apa? Ada hal apa?”

Aku berpura-pura tidur sejenak, lalu Kania tiba-tiba mulai mengguncang-guncang tubuhku agar aku terbangun.

Saat aku menggosok mataku dan bangun, Kania menghela nafas dan berkata.

“Kita sudah sampai di akademi. Kita harus turun beberapa saat lagi.”

“Sudah sampai? Belakangan ini kereta gerbong melaju dengan cepat ….”

Saat aku meregangkan tangan dan melihat keluar jendela, Akademi Sunrise terlihat didepanku.

Itu sangat menenangkan melihat akademi yang berdiri kokoh. Aslinya, akademi itu telah hancur karena serangan Raja Iblis.

— Frey Raon Starlight, putra pertama dari Duke Starlight, Keluarga sang Hero, telah tiba!

“Kamu lihat Kania? Aku bahkan belum memasuki akademi, tapi mereka sudah bisa mengenaliku?”

“Saya pikir mereka melihat lambang keluarga di atas gerbong.”

“Kamu kurang bijak, Kania. Suatu waktu kamu hanya perlu menyetujuinya.”

“Saya mohon maaf.”

Aku, yang telah sengaja berbuat jahat pada Kania, bergumam pada diriku sendiri disaat aku melihat poin False Evil yang terakumulasi.

‘Aturan kesetaraan memang ada, namun omong kosong seperti ini masih biasa terjadi … aturan ini tidak lain hanyalah pura-pura.’

Ada aturan yang menyatakan “Semua orang setara di akademi”, jadi kenapa tradisi mengumumkan kedatangan seseorang dari keluarga berpengaruh pada upacara masuk masih belum dihilangkan? Akademi itu tempat mencari ilmu, bukan ruang perjamuan.

Kekaisaran membusuk perlahan-lahan karena praktek jahat dan korupsi seperti ini. Meskipun aku yang menghancurkan Kekaisaran di garis waktu sebelumnya, terlihat jelas bahwa kehancurannya dapat dipastikan, meskipun bukan dihancurkan olehku ataupun Raja Iblis.

Jadi, aku perlu mengalahkan Raja Iblis, memastikan semua heroine selamat, dan membersihkan noda kekaisaran sampai batas tertentu. Setelah mengalahkan Raja Iblis, aku mungkin tidak lagi ada di dunia ini.

Yah, itu bukan berarti mustahil jika aku menggunakan ramalan dan pengetahuan dari kehidupan sebelumnya, namun para heroine masihlah tetap masalah.

Chapter 2 - Memasuki Akademi | Baca Novel The Main Heroines are Trying to Kill Me Terjemahan Bahasa Indonesia

“… Hehe, baru saja diomongkan.”

Aku mengambil nafas dalam-dalam saat aku mengatakan kalimat populer yang suka leluhurku pakai di buku ramalan.

Itu bukan sekedar ‘Niat Membunuh’ yang berupa notifikasi, namun ‘Niat Membunuh’ yang benar-benar aku rasakan.

Kelihatannya para heroine utama sangat marah.


Navigasi

< Sebelumnya  |  Selanjutnya >

DAFTAR CHAPTER

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Happy End (ハッピーエンド) - back number | Lirik Lagu & Terjemahan Indonesia

Rekomendasi Manhwa Terbaik Tahun 2021

Heeriye - Jasleen Royat ft. Arijit Singh | Lirik Lagu & Terjemahan Indonesia