Chapter 8 - Quest Utama | The Main Heroines are Trying to Kill Me

Chapter 8 – Quest Utama

Bagian 1

‘… Akhirnya kamu bangun juga.’

Kania dengan jelas menangkap sosok Frey yang pergi dari tempat tidur.

Tentu saja, jika dia membuka matanya meskipun sedikit, Frey yang sedang mentransfer life force pasti langsung menyadarinya. Itulah kenapa dia tidak membuka mata kala itu.

Lalu, bagaimana dia bisa mengamati Frey ketika dia bahkan tidak membuka mata sama sekali?

“…….”

Itu karena dia sedang menempati boneka kucing hitam yang tersimpan di atas meja.

Saat kelas praktek kemarin, dia tidak tahu kenapa kondisinya sangat bagus. Karena itulah dia mengumpulkan mana gelap di tangannya dan memanggil sebuah makhluk.

Menggunakan makhluk tersebut sebagai wadah, dia memakai sihir hitam ‘Hidden Gaze*’ lalu tertidur lelap yang disaat bersamaan dia merasuki boneka kucing hitam yang dia panggil sebelumnya.
*TL/n: tatapan tersembunyi.

Dia belum pernah memperlihatkan mantra ini pada Frey sebelumnya. Oleh karena itu, berpikir tidak ada risiko bisa tertangkap, Kania bergumam pada dirinya sendiri.

‘…. Tunjukkan padaku apa yang kamu lakukan di tengah malam begini, Frey.’

Segera setelah dia menggumamkan isi pikirannya, Frey mulai mendekat sambil mengulurkan tangan kanannya. Sementara itu, Kania memelototi Frey namun ekspresinya kembali normal lagi.

Tampaknya saat ini Kania benar-benar merasuki boneka kucing tersebut sepenuhnya, dia bahkan bergerak layaknya kucing asli. Namun, ada risiko dia ketahuan oleh Frey, sehingga dia tetap tidak bergerak sebisa mungkin sambil mengamati Frey.

“Baiklah, haruskah kita mulai?”

‘…. Sudah kuduga, kamu melakukan sesuatu di malam hari.’

Mendengar gumaman Frey, Kania tersenyum dalam hati merasa puas, berpikir mudah-mudahan dia bisa mendapatkan kelemahannya….

– Sshhh ….

‘…. Huh!?’

Senyumnya membeku dan berubah menjadi ekspresi terkejut ketika Frey, yang sedang berdiri di depannya, mengulurkan tangannya pada tubuh Kania yang sedang tertidur.

‘Hey, anak jalang yang menjijikan ini ….’

Kania merasa darahnya meluap-luap melihat Frey menyentuh tubuhnya dengan wajah yang tampak fokus, dia mendapat rasa tidak berdaya karena tak mampu melakukan apapun.

Hal ini disebabkan karena saat seseorang merasuki sebuah makhluk menggunakan sihir hitam bernama ‘Hidden Gaze’, mereka tidak bisa kembali ke tubuh aslinya tak peduli apapun yang mereka lakukan sampai jangka waktu tertentu telah berlalu.

Tentu saja, menggunakan sihir hitam lanjutan dapat mengatasi masalah seperti ini, namun karena ‘Curse of Self-Destruction’ yang Kania miliki, dia hanya bisa menggunakan sihir hitam dasar meski dalam kondisi yang baik. Jadi meskipun tahu risiko di depannya, dia tidak punya pilihan lain selain menggunakan sihir hitam dasar.

Dan sekarang, kesalahannya telah terbukti menjadi kekalahan paling fatal dan pengalaman mengerikan di kehidupan Kania.

“… hmmm.”

Tidak menyadari pikiran Kania, Frey menyentuh tubuhnya dengan ekspresi acuh tak acuh. Saat Kania menyaksikan adegan itu dengan hina dan jijik, dia menyadari ada satu kemungkinan.

‘Bajingan ini … dari dulu … tidak mungkin …!’

Perilaku alami Frey yang tanpa beban meningkatkan kemungkinan bahwa ini bisa jadi bukan yang pertama kali.

Dan saat dia menyadari itu bukan kemungkinan melainkan fakta, rangkaian alasan Kania tersentak.

Saat dia pertama kali regresi, terbutakan oleh balas dendam dengan satu cara atau lainnya, dia mencoba membunuh Frey. Tapi dia segera sadar bahwa terlalu baik jika membunuh orang yang menghancurkan dunia.

Jadi Kania menegaskan pikirannya.

Dia akan menjadi pelayan Frey, lalu perlahan memulihkan mana di sampingnya, dan disaat yang tepat, ketika mana-nya pulih hingga cakupan tertentu, dia akan mengucapkan mantra sihir hitam padanya hingga dia merasakan rasa sakit yang lebih buruk daripada kematian.

Dia juga akan mencoba mendapatkan kelemahannya secara rahasia, dan akhirnya membeberkan semua ke seluruh dunia untuk menghancurkannya. Di momen terakhir, dia akan mengakhiri hidupnya dengan tangannya sendiri.

Namun, setelah menyaksikan Frey yang menyentuh tubuhnya saat dia tertidur, Kania memutuskan untuk menyampingkan rencananya dan hanya memikirkan satu tujuan.

Tujuannya yaitu membunuh orang yang kotor, mengerikan, dan menjijikan itu segera setelah dia kembali ke tubuh aslinya di pagi hari, meskipun dia kehabisan mana gelap dan mati karenanya.

Adik kecilnya mengungsi di keluarga yang jauh. Dia merupakan gadis yang tahu bagaimana cara merawat diri. Besok, Frey Raon Starlight harus mati!

Setelah selesai merenungkannya, Kania dengan jelas menyaksikan apa yang Frey lakukan padanya dengan mata yang penuh kebencian.

Dia bahkan bersedia pergi ke Neraka hanya untuk memenuhi balas dendamnya, dan meski dalam kematian dia tidak ingin melupakan kebenciannya terhadap Frey.

“Ha … haa ….”

‘…. Huh?’

Tapi sesuatu terlihat agak aneh.

‘…. Kenapa dia begitu?’

Frey, yang dia percayai akan melakukan sesuatu yang menjijikan, hanya meletakkan tangannya perlahan di atas perut Kania lalu menutup matanya.

“…. Ugh.”

Lalu, dia mengerang sambil berkeringat dingin.

Kania linglung melihat Frey setelah menyaksikan pemandangan yang aneh barusan, tapi akal sehatnya segera kembali dan merenung.

‘…. Dia melakukan sesuatu padaku.’

Jelas sekali Frey sedang melakukan sesuatu padaku dengan tangannya di atas perutku.

Jika demikian, apa yang sedang dia lakukan?

Kenapa dia nampak seperti tertekan hingga berkeringat dingin saat menyentuh perutku?

‘…. Aku tidak tahu apa itu, namun pastinya itu bukanlah hal yang pantas.’

Jelas hal itu bukanlah hal yang baik jika dia melakukannya di tengah malam begini, setelah mengonfirmasi aku telah tidur. Ya, perilaku semacam itu menandakan sesuatu yang buruk.

‘Sihir, noda darah, artefak terkutuk … dan tindakan misteriusnya terhadapku … mudah-mudahan, aku mendapat petunjuk untuk menghancurkannya.’

Sekali lagi, Kania menenangkan dirinya sendiri dan mulai memantau setiap pergerakan yang dilakukan Frey, berpikir semoga dia mendapat petunjuk untuk menghancurkan dia.

“…. Whoa.”

Setelah sejenak, Frey terhuyung-huyung menjauh darinya. Kania merasa menyesal karena tidak bisa menemukan petunjuk apapun dan mencoba merapikan rencana masa depannya sampai mantra sihirnya hampir dibatalkan ….

“…. Hey, imut sekali.”

‘….?’

Dia mulai panik ketika Frey tiba-tiba menengok boneka kucing yang tersimpan di atas meja, boneka yang saat ini sedang dia rasuki.

“…. Oh, lembut.”

‘…….’

Intuisi Kania menyadarkannya ada sesuatu yang salah ketika Frey mengambil duduk di kursi dekat meja, lalu mengangkatnya dan mulai membelai dia dengan lembut.

Namun, sejak dia tidak ingin ketahuan sedang merasuki boneka tersebut, dia hanya bisa berdiam diri dan membiarkan Frey membelainya.

Frey, yang sedang membelai boneka kucing yang Kania rasuki untuk sejenak, tiba-tiba berhenti, lalu menatap dalam-dalam boneka kucing tersebut.

‘… apa dia akan berhenti sekarang?’

Tndakan Frey yang begitu membuat Kania berharap lepas dari situasi mengerikan itu segera.

“…. Yep.”

Terlepas dari harapannya, Frey segera membalik boneka itu dan mulai menekan perutnya yang lembut.

“mhmm …!”

Sejak Kania telah merasuki boneka itu sepenuhnya, dia juga berbagi perasaan dengannya. Karena itulah, ketika Frey tiba-tiba menekan perutnya, dia tidak sengaja mengeluarkan desahan sebagaimana dia kehabisan nafas.

“…….”

Dan ruangan menjadi senyap seketika.

“…. Apa?”

Akhirnya Frey memiringkan kepalanya merasa bingung sambil memegang boneka itu. Sementara itu, Kania langsung panik dan dengan putus asa mulai memeras otaknya, saat ekspresi Frey berangsur-angsur menjadi kaku setiap saat.

“… eow, meow.”

Kania mengucapkan suara kucing dengan lembut.

“Ha, apa mungkin …”

Lalu Frey, yang menatap kucing itu sejenak, mulai cengengesan dan bergumam.

“… boneka ini bisa mengeluarkan suara ketika perutnya disentuh?”

Frey yang sepenuhnya tertipu oleh akalnya Kania, melihat boneka itu merasa tertarik, lalu segera mulai menekan perut boneka itu berturut-turut dengan cepat.

“Meow … meow ….”

“…. Aku harus membeli boneka seperti ini.”

“Eow, meow … meow …”

Terima kasih karena itu, Kania, yang perutnya terus-menerus ditekan, tidak punya pilihan lain selain mengeluarkan suara meow sambil menyelaraskan ritme perutnya yang ditekan.

Dan begitulah, saat fajar menyingsing, suara erangan memalukan dari seekor kucing bergema di asrama Frey.

.

.

.


Bagian 2

– Ring! Ring!

Pagi bersinar cerah.

Aku terbangun dengan tubuh yang lelah, mematikan alarm, lalu mulai melakukan peregangan ringan.

“ahhh-haaaa ….”

Saat fajar, setelah membagikan life force-ku dengan Kania, aku mencoba untuk tidur. Namun aku malah ketagihan meminkan boneka kucing lucu di atas meja, yang membuatku tidak bisa tertidur dengan baik hari ini.

Namun tampaknya stressku sedikit berkurang, mungkin karena aku merasa tenang saat mengelus boneka kucing berbulu yang juga mengeluarkan suara lucu itu.

“… Kania, sarapan.”

“E-Eung …”

“….?”

Omong-omong, aku juga memerintahkan Kania untuk membuat sarapan hari ini untuk melakukan lebih banyak kejahatan, tapi aku mendengar semacam tangisan alih-alih tanggapannya.

Aku melirik ke samping, bertanya-tanya apa yang terjadi, dan melihat Kania sedang menatapku dengan wajah memerah sambil memegang perutnya.

“Apa yang salah?”

“…. Oh, tidak. Perut saya hanya terasa sakit …”

“Tsk, menjijikan.”

Itulah yang kukatakan, tapi dalam hati aku merasa khawatir jika mungkin aku telah melakukan sesuatu yang salah saat mentransfer life force-ku kemarin. Aku mencoba membatalkan perintahku sebelumnya dengan mengatakan kalau aku akan melewatkan sarapan kali ini.

“Kalau begitu … saya akan menyiapkan sarapan …”

Sambil melihatku, Kania segera menyelesaikan ucapannya, lalu bergegas pergi keluar.

“… Apa yang salah dengannya?”

Di momen aku memiringkan kepalaku melihat perilakunya yang aneh, jendela sistem muncul di hadapanku.

Chapter 8 - Quest Utama | The Main Heroines are Trying to Kill Me Bahasa Indonesia Baca Novel Online

“….?”

Aku memiringkan kepalaku sesaat, lalu segera menyimpulkan bahwa notifikasi sistem pasti muncul karena Kania salah mengartikan sakit perutnya sebagai ulahku.

Tampaknya aku menghasilkan cukup banyak poin karenanya. Tidak masalah, lebih banyak poin yang kumiliki maka lebih baik.

“…. Oh?”

Saat aku merenung, sistem memberitahukan notifikasi level up.

“…. Toko Skill.”

Ketika aku melihatnya, aku membuka toko skill untuk mengecek skill-skill apa saja yang baru terbuka.

Chapter 8 - Quest Utama | The Main Heroines are Trying to Kill Me Bahasa Indonesia Baca Novel Online

.

.

.


Bagian 3

Aku merenungkan jendela sistem yang memuat skill-skill baru, dan segera memilih satu skill tanpa ragu-ragu.

“Tentu saja harus Silence!”

Meneriakkan frase seperti ‘Jendela Sistem’ atau ‘Jendela Status’ di tempat umum jauh lebih memalukan dari yang aku kira.

Terakhir kali, aku sangat malu ketika Isolet memiringkan kepalanya mendengar aku bergumam saat obrolan pribadi kami.

Meski jika bukan itu alasannya, jika aku tetap menggumamkan frase-frase itu, cepat atau lambat orang-orang akan mulai curiga.

Jadi, untuk sekarang, secara alami itu lebih masuk akal untuk membeli skill ‘Silence’.

‘…. Toko Item.’

Setelah menyelesaikan pembelian skill ‘Silence’, aku menggumamkan ‘Toko Item’ di pikiranku untuk mengeceknya langsung.

Chapter 8 - Quest Utama | The Main Heroines are Trying to Kill Me Bahasa Indonesia Baca Novel Online

“…. Nah, itu dia. Elixir of Potential*.”
*TL/n: Ramuan potensi.

Berdasarkan strategi dari leluhurku yang disebutkan dalam buku ramalan, ‘Elixir of Potential’ sangat penting untuk mengembangkan kekuatan penyembuh adiknya Kania dengan cepat.

Aslinya item itu hanya bisa diperoleh setelah mengatasi segala macam kesulitan. Namun, aku bisa dengan mudah mendapatkannya dengan melakukan kejahatan.

‘…. Omong-omong, tidak adakah item berguna lainnya selain Elixir of Potential ini? Apa karena level tokonya masih pemula?’

Memang terdapat beberapa skill dan item yang cukup berguna untuk melakukan perbuatan jahat secara efektif, namun tidak ada skill yang overpowered*. Itulah kenapa aku mendecakkan lidah, tapi segera aku ingat bagaimana sistem “Path of False Evil” disusun saat aku menghela nafas dan bergumam.

“…. Yah, lagian tidak ada yang bisa aku lakukan.”

Sistem ‘Path of False Evil’ berbeda dalam struktur dan tujuannya dalam banyak hal dari sistem yang digunakan leluhurku, yang perlahan tapi pasti membantu seseorang untuk tumbuh lebih kuat.

Hal ini dikarenakan tidak seperti ribuan tahun yang lalu, tidak peduli seberapa kuat dirimu atau item yang kamu miliki, kamu tidak akan mampu melawan Raja Iblis kecuali kamu memiliki ‘Hero’s Armament’.
*TL/n: persenjataan sang hero; pernah disebutkan di chapter 0.

Karena itulah, sistem ‘Path of False Evil’ dikembangkan hanya untuk mengalahkan skenario suram dari Dunia Fantasi Gelap yang tidak mempunyai harapan ini sekaligus membangunkan hero’s armament lebih cepat dari rute biasa.

Tentu saja, aku takut kepada para heroine yang selalu mencari kesempatan untuk membunuhku. Tapi sejak ini merupakan anomali yang bahkan tidak disebutkan di buku ramalan, sistem mungkin juga tidak siap untuk itu.

Omong-omong, para heroine juga tidak mempunyai pilihan lain selain mengambil tindakan dengan caranya sendiri.

Kesimpulannya, hal ini sangat menyedihkan dan menakutkan … aku harus mencegah hantaman para heroine di masa depan terhadap diriku, dan disaat yang sama aku harus meningkatkan level sistem secepat mungkin dengan melakukan kejahatan.

Karena hanya dengan begitu aku bisa membangunkan hero’s armament beberapa tahun lebih cepat dengan tujuan untuk mendapat ‘True Happy Ending’ pada dunia ini dan mencegah skenario yang menuntun langsung pada akhir yang buruk*.
*TL/n: bad end.

Chapter 8 - Quest Utama | The Main Heroines are Trying to Kill Me Bahasa Indonesia Baca Novel Online

Setelah mengatur pikiranku dan akan menutup sistem, sebuah jendela notifikasi muncul di hadapanku. Ketika aku menekannya, frase-frase berikut muncul di pikiranku.

Chapter 8 - Quest Utama | The Main Heroines are Trying to Kill Me Bahasa Indonesia Baca Novel Online

“…….”

Aku tertawa kecil dan bergumam, menatap notifikasi yang sistem berikan, yang mana tidak aku ketahui apakah itu lelucon yang buruk atau komentar sinis.

“Bagus sekali, kamu bahkan menyebutkan faktor-faktor yang menjadi kunci pentingnya.”

‘Tidak kompeten’, ‘menjijikan’, dan ‘pengecut’ merupakan tiga faktor yang sistem anggap penting. Ini karena poin yang dikompensasikan untuk perbuatan jahat diberikan dengan menilai ketiga faktor tersebut.

Namun, kalimat yang benar terkadang memilukan.

“… uhh.”

Aku menghela nafas dan mendorong jendela notifikasi yang menjengkelkan itu dengan tanganku, tapi sekarang jendela notifikasi baru muncul dengan tampilan yang sangat berbeda dari sebelumnya.

Chapter 8 - Quest Utama | The Main Heroines are Trying to Kill Me Bahasa Indonesia Baca Novel Online

“…. Akhirnya datang juga, quest* utama.”
*TL/n: quest=tugas/job/dsb, biasa muncul di game rpg.

Saat aku memandang jendela notifikasi tentang quest utama yang akhirnya dimulai, aku cepat-cepat mengecek jadwal yang telah ditandai di kalender dinding, lalu bergumam sendiri.

“…. Aku harus mendapat item itu di gang belakang.”

Ada satu item yang harus kudapatkan di gang belakang ketika aku akan pergi ke sana dengan Isolet.

Jika aku tidak mendapatkannya, aku tidak akan mampu mencegah ‘raid di asrama orang biasa’.

Jadi, tidak peduli kesulitan apa yang harus kuhadapi … meskipun aku harus menderita, aku harus memastikan agar item itu bisa kudapatkan.

‘…. Yah, Isolet-lah yang akan menderita.’

.

.

.


Bagian 4

Pada sekitar waktu yang bersamaan, Frey sedang menggumamkan tentang rencananya di asrama.

“…. Setelah semua, di masa depan, jika aku ingin mengawasi Frey dengan baik, aku harus mendapatkan item itu.”

“Kali ini, aku pasti akan mengamankan item itu ….”

“Demi menumbuhkan pasukanku lebih cepat daripada timeline sebelumnya … aku membutuhkan item itu ….”

Kania, Perloche, dan Clana juga bertujuan untuk mendapatkan hal yang sama dengan Frey.


Navigasi

< Sebelumnya  |  Selanjutnya >

DAFTAR CHAPTER

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Happy End (ハッピーエンド) - back number | Lirik Lagu & Terjemahan Indonesia

Rekomendasi Manhwa Terbaik Tahun 2021

Heeriye - Jasleen Royat ft. Arijit Singh | Lirik Lagu & Terjemahan Indonesia